ilustrasi |
Hal itu diungkapkan Karni Ilyas saat memandu acara ILC yang membahas tema Kabinet Indonesia Maju pada Selasa (28/10/2019). (baca)
Karni Ilyas mengungkapkan, Susunan Kabinet Jokowi sekarang mengingatkannya pada era 1950-1959.
Pada era tersebut, orang-orang yang ditawari oleh presiden jabatan menteri banyak yang justru menolaknya.
Mereka tidak bersedia menjadi menteri dengan berbagai alasannnya.
"Ada suatu fenomena yang menarik bagi saya pada waktu era 1950-an mungkin sampai 59 adalah suatu yang biasa kalau orang, kalau presiden atau perdana menteri mengumumkan susunan kabinet ada beberapa orang yang dipilih menyatakan dia tidak sanggup atau tidak bersedia," jelas Karni Ilyas dikutip TribunWow.com dari chanel YouTube Talk Show tvOne.
Banyak pertimbangan seseorang menolak jabatan strategis dari presiden.
Misalnya, beda pemahaman hingga beda pilihan politiknya.
"Berbagai alasan, ada karena dia merasa tidak mampu menjalankan tugas yang diberikan itu, ada juga yang merasa se-ideologi atau perdana menteri yang memutuskan adalah lawan politiknya," jelas Karni Ilyas.
Misalnya, ketika tokoh PNI (Partai Nasional Indonesia) yang menjadi presiden, maka tidak akan ada orang dari Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang bersedia menjadi menteri
0 Komentar