![]() |
ilustrasi |
Saat itu, salah satu tokoh MA Uwes Abu Bakar tidak sepakat NU keluar dari Masyumi dan kekeuh ingin MA menjadi bagian dari Masyumi. Perbedaan paham tersebut telah menyebabkan MA yang semula sudah berubah nama menjadi MALNU kembali berubah namanya menjadi MA saja.
Sementara tokoh sepuh MA yang mengikuti keputusan Muktamar NU di Palembang tahun 1952 antara lain KH Abdul latief dari Nanggorak, Menes dan KH M. Zunaedi bin KH E. Muhammad ulama Pandeglang yang juga alumni Al-azhar, Mesir tetap melanjutkan komitmen awal yakni mengembangkan lembaga pendidikan Matlalul Anwar dengan nama MALNU dan berafiliasi dengan organisasi terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU). Keputusan itu ternyata didukung oleh kebanyakan ulama di Banten kala itu. (baca selanjutnya)
0 Komentar