Ternyata, Di Korea Utara Calon Juga Harus Menyogok untuk Masuk Tentara


Untuk menjadi tentara adalah impian berbagai individu. Tidak terkecuali di Korea Utara.

Meski Pyongyang memberlakukan wajib militer, dimana setiap warga dengan kriteria tertentu diharuskan mengikuti program ketentaraan, tidak menjamin militer Korut bebas dari sogok menyogok.

Menurut berbagai laporan, orang tua atau calon tentara di Korut akan berlomba  menyogok militer agar anaknya atau si calon ditempatkan di ibukota negara, Pyongyang.

Cara menyogoknya juga bermacam-macam. Bisa juga dengan jasa jika tidak mempunyai dana tunai. Misalnya orang tua atau salah satu keluarga bersedia mengikuti kerja semi paksa di pelosok atau pabrik dengan gaji sangat minim.


Imbalannya anaknya atau salah satu anggota keluarganya akan ditempat di tempat yang empuk dan mewah seperti ibukota.

Dalam satu sisi, penempatan anak ke posisi basah ini kelihatan seperti penghargaan bukan sogok menyogok. 

Namun akan terlihat menjadi sogokan jika dilakukan karena keterpaksaan dan penuh derita.

Korea Utara juga mempunyai program penempatan tenaga kerja di luar negeri seperti Rusia. Namun gajinya ditransfer ke negara karena pekerja yang dikirim adalah 'pekerja paksa'.

Mereka yang terlibat dan menjadi pekerja paksan ini bisa merupakan narapida atau orang tua yang ingin anaknya ditempatkan pada posisi yang baik itu.

Di Suriah malah yang terjadi kebalikan. Warga menyogok agar dibebaskan dari wajib militer. Karena semua rakyat harus mengikuti wajib militer kecuali membayar denda yang besar, cukup membeli satu mobil.

Keanehan ini terjadi karena warga Suriah menghindari penugasan dinas tentara di daerah konflik melawan oposisi atau pemberontak.

Posting Komentar

0 Komentar